Minggu, 09 Juni 2013

penyesuaian diri dan pertumbuhan (tulisan 1)


1.     Konsep Penyesuaian Diri
Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai adaptasi dapat mempertahankan eksistensinya dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah serta dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien, Penyesuaian sebagai kematangan emosional yang maksudnya secara positif memiliki responss emosional yang tepat pada setiap situasi. Disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.
z* Proses penyesuaian
Penyesuaian yang terjadi jika manusia/individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirnya dengan lingkungannya dimana tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan dimana semua fungsi organisme/individu berjalan normal. penyesuaian yang sempurna itu tidak pernah dapat dicapai. Karena itu penyesuaian diri lebih bersifat sutau proses sepanjang hayat (lifelong process), dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang sehat. Respons penyesuaian dapat dipandang sebagai sutau upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi keseimbangan sutau proses kearah hubungan yang harmonis antara tuntutan internal dan tuntutan eksternal.  Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri apabila ia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau apabila dapat diterima oleh lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.
z*Karakteristik Penyesuaian Diri
    1. Penyesuaian Diri secara Positif :Individu yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal sebagai berikut :
      1. Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional,
      2. Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis,
      3. Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi,
      4. Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri,
      5. Mampu dalam belajar,
      6. Menghargai pengalaman,
      7. Bersikap realistik dan objektif
Melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan dalam berbagai bentuk, antara lain:
1.      Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung,
2.      Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan),
3.      Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba,
4.      Penyesuaian dengan substansi (mencari pengganti),
5.      Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri,
6.      Penyesuaian dengan belajar,
7.      Penyesuaian dengan inhibis dan pengendalian diri,
8.    Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat
B.     Penyesuaian Diri yang negarif
Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang negatif , yaitu:
  1. Reaksi Bertahan
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan, ia selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain:
      • Rasionalisasi,
      • Represi,
      • Proyeksi,
  1. Reaksi menyerang
Reaksi-reaksinya tampak dalam tingkah laku:
      • Selalu membenarkan diri sendiri,
      • Mau berkuasa dalam setiap situasi,
      • Bersikap senang mengganggu orang lain,
      • Menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan,
      • Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka,
      • Menunjukkan sikap menyerang dan merusak,
      • Keras kepala dalam perbuatannya,
      • Bersikap balas dendam,
      • Memperkosa hak orang lain,
      • Tindakan yang serampangan,
      • Marah secara sadis.
  1. Reaksi Melarikan Diri
Reaksi ini orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalan, reaksinya tampak dalam tingkah laku sebagai berikut : berfantasi yaitu memuaskan keinginan yang tidak tercapai dalam bentuk angan-angan (seolah-olah sudah tercapai), banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu ganja, narkotika dan regresi, yaitu kembali kepada tingkah laku yang semodel dengan tingkat perkembangan yang lebih awal (misal orang dewasa yang bersikap dan berwatak seperti anak kecil).




2.     Menjelaskan beberapa konsep yang berkaitan dengan pertumbuhan personal :

z*Penekanan pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi sebelumnya. Carl Rogera (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan : Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan. Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali. Pertumbuhan dapat juga diartikansebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaanjasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.

z *Variasi dalam pertumbuhan
          Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya sehingga adanya karakterristik penyesuaian diri sebagai upaya mereduksi rintangan tersebut (dapat dilihat di ulasan sebelumnya)

z*Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
               Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan struktur fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri.
             Beberapa penelitian menunjukan bahwa gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya
Referensi
             Basuki,Heru.(2008).Psikologi Umum.Jakarta:Universitas Gunadarma
            Prof Dr.H.Baharudin.M.Pd.I.(2009).pendidikan dan psikologi pertumbuhan.yogyakarta


   







hubungan interpersonal (tulisan2)


Hubungan interpersonal                                                              
 Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.                                                                                              
Model-model hubungan interpersonal                                                                     
Ada empat buah model yang dapat digunakan untuk menganalisa hubungan interpersonal (Rakhinat, 1991), meliputi:
a. Model pertukaran sosial (social exchange model)
Model ini mendefinisikan hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang yang akan
memberikan keuntungan bagi individu. Model ini mendorong individu memikirkan setiap keuntungan dan kerugian dari hubungan yang terjalin. Individu yang merasa tidak memperoleh keuntungan saina sekali maka ia akan berusaha mencari hubungan yang lain
yang memberinya keuntungan. . Keuntungan dan kerugian ini dinilai berdasarkan tingkat perbandingan sebagai titik ukur dari pengalaman masa lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya

 b. Model peranan {role model)
            hubungan interpersonal adalah panggung sandiwara yang setiap orang memainkan perannya sesuai “naskah” yang dibuat masyarakat . Hubungan ini akan berkembang bila individu berhak sesuai kewajibanatau tugas yang berkaitan dengan posisi tertentu, desakan sosial yang memaksa individu untuk memenuhi peranannya, kemampuan merencanakan peran tertentu, serta mampu menghindari konflik peran bila individu tidak sanggup mempertemukan berbagai peranan yang kontradiktif.

c. Model ptTTTiainan (ihe"game people play"model')
            Hubungan interpersonal sebagai ajang menampilkan salah satu aspek kepribadian individu, dikenal sebagai analisis transaksional.

d. Model Interaksional
             Hubungan interpersona merupakan suatu sistem yang memiliki sifat-sifat yang struktual, artinya hubungan interpersonal melihat karakteristikindividu yang terlibat, sifat kelompok, individu, tujuan dan pelaksanaan dari gabungan model pertuklaran, peranan dan permainan.


Menjelaskan pembentukan kesan & ketertarikan Interpersonal dalam memulai hubungan:
Pembentukan kesan sangat penting untuk ada nya ketertarikan interpersonal ,ada tahap tahapan untuk menjalin hubungan interpersonal antara lain :

1.        Pembentukan
 Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan.
“fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk
     menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha
menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka
merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri.
Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat
dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
 a) informasi demografis
 b) sikap danpendapat (tentang orang atau objek)
 c) rencana yang akan dating
 d)kepribadian
 e) perilaku pada masa lalu
 f) orang lain
 g) hobi dan minat

2. Peneguhan Hubungan
    Karena hubungan interpersonal tidak bersifat statis ,selalu berubah ,perubahan maka untuk memeihara dan memperteguh hubungan interpersonal ,maka di perlukan adanya tindakan –tindakan tertentu untuk mengembalikannya adanya keseimbangan

Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu
a)      keakraban
pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang.
Hubungan interpersonal akan terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat
tentang tingkat keakraban yang diperlukan
 b)control
tentang siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana. Jika dua orang
mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah
yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, dan siapakah yang
dominan. Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau
               tidak ada pihak yang mau mengalah
c)respon yang tepat
   Dimana, respon A harus
diikuti oleh respon yang sesuai dari B.

CONTOHNYA : pertanyaan
harus disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa
. Respon ini bukan saja berkenaan dengan pesan - pesan
verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal.
Misalnya Jika pembicaraan yang serius dijawab dengan main-main, ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh
diterima dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, maka
hubungan interpersonal mengalami keretakan. Ini berarti kita sudah
memberikan respon yang tidak tepat.

d) nada emosional yang tepat.
  yang dapat memelihara hubungan interpersonal
adalah adanya keserasian suasana emosi ketika komunikasi sedang berlangsung.
Walaupun mungkin saja terjadi interaksi antara dua orang dengan suasana
emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil. Besar
kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah
suasana emosi.


Intimasi dan hubungan pribadi
Apa sih itu intimacy ?
 
®  Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan
emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta
 saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
 
® Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.

Intimasi juga adalah
salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan intim dari pada hubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan yang dekat (intim). Keintiman juga memberikan sumbangan besar dalam memenuhi kebutuhan
 individu dan keintiman itu pun memberikan efek positif pada kebaikan pasangan dalam
suatu hubungan pertemanan (Prager & Buhrmester dalam untuk mejalin hubungan pribadi
diperlukan adanya intimacy).

Cinta interpersonal membutuhkan tiga hal: Intimacy, Passion, dan Commitment. Perasaan dekat dan nyaman muncul dari kualitas kebersamaan yang bagus. Keberasamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan ini adalah sebuah wujud awal dari cinta yang sering disebut sebagai persahabatan atau pertemanan (Liking/Friendship).
Proses pendekatan itu proses dimana kebersamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan yang merupakan wujud awal cinta
Jika Intimacy, Passion, dan Commitment terpenuhi, maka sebuah hubungan akan menjadi sempurna karena dliliputi oleh cinta yang menyeluruh (Consummate Love). Namun, keadaan yang penuh cinta yang menyeluruh ini bisa berlangsung selamanya dan bisa juga tidak. Kenapa? Semua bergantung pada proses memelihara tiga hal tersebut yang dipenuhi berbagai rasa, mulai dari sedih, gembira, puas, kecewa, rindu bahkan bosan.

Ketika Intimacy yang hilang, maka yang terjadi adalah cinta absurd (Fatuous Love).
Apa itu fatuos love /cinta absurd ?
 Cinta absurd adalah cinta yang bersandar pada Passion dan Commitment.
seperti mempertahankan pernikahan atau berpacaran karena teman, orangtua, usia, dan motivasi dari luar lainnya.
 Hanya saja, ada motivasi pada ketertarikan pribadi dan fisik, dan Comitment yang tidak bertujuan menjaga hubungan, tapi lebih bertujuan mengejar materi atau kekuasaan.
Cinta ini menjadi absurd karena hal yang paling awal tidak ada lagi.
 Hilangnya Intimacy terjadi, juga karena respon yang tidak tepat terhadap rasa yang menyertai sebuah hubungan, seperti sedih, gembira, puas, kecewa, rindu bahkan bosan.
 
intimasi dan pertumbuhan
     Untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.
     Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena
(1) kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh;
(2) kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki  pernikahan;
(3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia;
(4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup
(5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus . Dalam hal inilah keutamaan cinta dibutuhkan.

Referensi :
Sarwono, sarlito. (2011), Psikologi Sosial, Salemba Humanika: Jakarta.