Sabtu, 27 April 2013

Pengertian Stress (tulisan 2)

 
Apa itu stress ??
Stres dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang.
Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Stres juga adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis ( Chapplin, 1999).
Stres juga suatu istilah yang digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu alam untuk mengindikasikan situasi atau kondisi fisik, biologis dan psikologis organisme yang memberikan tekanan kepada organisme itu sehingga ia berada diatas ambang batas kekuatan adaptifnya. (McGrath, dan Wedford dalam Arend dkk, 1997).

Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres memiliki memiliki tiga bentuk yaitu:
1. Stimulus, yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stres atau disebut juga dengan stressor.
2. Respon, yaitu stres yang merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul
dapat secara psikologis, seperti: jantung berdebar, gemetar, pusing, serta respon psikologis seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudah tersinggung.
3. Proses, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun
afeksi.


Berdasarkan berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa stres merupakan mekanisme yang kompleks dan menghasilkan respon yang saling terkait baik fisiologis, psikologis, maupun perilaku pada individu yang mengalaminya, dimana mekanisme tersebut bersifat individual yang sifatnya berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.


Arti Penting Stres 

A. aspek Fisiologis
Selye (dalam Sarafino, 2006) mengembangkan istilah General Adaptation Syndrome (GAS) yang terdiri atas rangkaian tahapan reaksi fisiologis terhadap stressor yaitu: 

1. Fase reaksi yang mengejutkan ( alarm reaction ) :
fase ini merupakan pertanda awal orang terkena stres.individu secara fisiologis merasakan adanya ketidakberesan seperti jantungnya berdegup, keluar keringat dingin,
muka pucat, leher tegang.
2. Fase perlawanan (Stage of Resistence ) :
fase ini tubuh membuat mekanisme perlawanan pada stres, sebab tubuh dapat mengalami disfungsi, bila stres dibiarkan
berlarut-larut. Selama masa perlawanan tersebut, tubuh harus cukup tersuplai oleh gizi yang seimbang, karena tubuh sedang melakukan kerja keras.

3. Fase Keletihan ( Stage of Exhaustion ) :
fase ini orang sudah tak mampu lagi melakukan perlawanan. Akibat yang parah bila seseorang sampai pada fase ini adalah penyakit yang dapat menyerang bagian –
bagian tubuh yang lemah.

B. Aspek psikologis
1. Emosi : emosi cenderung berkaitan erat bersama stress, individu menggunakan keadaan emosionalnya untuk mengevaluasi stres dan pengalaman emosional
(Maslach, Schachter & Singer, dalam Sarafino, 2006). Reaksi emosional terhadap

stres yaitu rasa takut, phobia, kecemasan, depresi, perasaan sedih dan marah.


2. Kognisi : Cohen menyatakan bahwa stres dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam   
                   aktifitas kognitif.
3. Perilaku Sosial : Stres dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain. Individu dapat
                                berpilaku
menjadi positif dan negatif (dalam Sarafino, 2006).Stres yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku sosial negatif cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku agresif (Donnerstein Wilson, dalam Sarafino, 2006).

Efek-efek stress menurut Hans & Selye

Menurut Hans Selye, ahli endokrinologi terkenal di awal 1930, tidak semua jenis stres yang merugikan, ia datang dengan eustress dan kesusahan.a didefinisikan distres menjadi sesuatu yang sebaliknya dan ditandai dengan tekanan fisik dan psikologis yang parah yang mengganggu kesehatan umum. Efek fisiologis dari stres pada tubuh meliputi:
- Nyeri dada
- Insomnia atau tidur masalah
- Nyeri kepala Konstan
- Hipertensi
Stres dikatakan menjadi sebuah faktor penunjang untuk produksi suatu penyakit tertentu, atau mungkin menjadi penyebab respon perilaku negatif, seperti merokok, minum alkohol dan penyalahgunaan narkoba yang semuanya dapat membuat kita rentan terhadap penyakit dan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.


Faktor individual & sosial yang menjadi penyebab stres

A. Faktor sosial.
kegiatan sehari-hari juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa, seperti kecemasan dan

depresi, dukungan sosial mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi stress. Dukungan sosial mencakup:

1. Dukungan emosional, seperti rasa dikasihi
2. Dukungan nyata, seperti bantuan atau jasa
3. Dukungan informasi, misalnya nasehat dan keterangan mengenai masalah tertentu.


B. Faktor Individual.
Individu menemukan stresspr dalam lingkungannya, terdapat dua karakteristik pada stresor tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap stresor itu yaitu:
Berapa lamanya (duration) ia harus menghadapi stresor itu dan berapa terduganya stresor itu (predictability).
  Sumber : Rochman, K.L. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto. Fajar Media Press


Tipe – tipe stress psikologis
Menurut Maramis (1990) ada empat tipe stress psikologis, yaitu:

1.      Frustasi
Frustasi muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu hal/tujuan.
Orang yang memiliki tujuan tersebut mendapat beberapa rintangan/hambatan yang tidak mampu ia lalui sehingga ia mengalami kegagalan atau frustasi. Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, krisis ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain.

2.      Konflik
Konflik ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan, atau tujuan. Saat seseorang dihadapkan dalam situasi yang berat untuk dipilih, orang tersebut akan mengalami konflik dalam dirinya. Bentuk konflik digolongkan menjadi tiga bagian, approach-approach conflict, approach-avoidant conflict, avoidant-avoidant conflict.

3.      Tekanan
Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi sehingga menimbulkan tekanan dalam diri seseorang. Tekanan juga berasal dari luar diri individu, tekanan pun timbul dari tuntutan hidup sehari-hari.

4.      Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran/ kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.
  Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24670/4/Chapter%20II.pdf


Pendekatanproblem solving terhadap stress
Selain mekanisme pertahanan diri yang digunakan untuk mengatasi serta mengurangi stress yang timbul karena adanya stressor, individu dapat juga menggunakan berbagai strategi coping yang spontan untuk mengatasi stress “minor”.

Startegi coping yang spontan mengatasi stress
Coping strategy merupakan koping yang digunakan individu secara sadar dan terarah dalam mengatasi sakit atau stressor yang dihadapinya. Metode koping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa relaksasi. Jika individu menggunaan strategi koping yang efektif dan cocok dengan stressor yang dihadapinya, stressor tersebut tidak akan menimbulkan sakit (disease), tetapi stressor tersebut akan menjadi suatu stimulan yang memberikan wellness dan prestasi.Untuk mengatasi stres “minor”, individu dapat melakukan berbagai macam koping spontan dan sederhana. Biasanya jika tingkat stres yang dirasakan individu cukup parah, peranan obat/medikasi sangat membantu.
Namun terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan di saat stres juga tidak baik pengaruhnya bagi kesehatan fisik.Ada beberapa teknik terapi yang dicobakan untuk mengatasi stres. Biofeedbacknadalah suatu teknik untuk mengetahui bagian tubuh mana yang terkena stres dan kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang cukup rumit, gunanya sebagai feedback atau umpan balik terhadap bagian tubuh tertentu. Biofeedback kurang efektif untuk digunakan secara praktis.
Untuk mengatasi stres minor, individu dapat mengatur istirahat yang cukup dan olah raga yang teratur, strategi yang paling ampuh untuk mengurangi stres yang dirasakan. Dengan mengubah pikiran negatif menjadi positif orang bisa merasa lebih baik dalam menghadapi stressornya. Orang juga merasa ikhlas dalam menjalani setiap masalah yang akan terus ada dalam hidupnya.

Strategi koping yang berhasil mengatasi stres harus memiliki empat komponen pokok:

Peningkatan kesadaran terhadap masalah: mengetahui dan memahami masalah serta teori yang melatarbelakangi situasi yang tengah berlangsung. 

            1.Peningkatan kesadaran terhadap masalah: mengetahui dan memahami masalah serta 
               teori   yang melatarbelakangi situasi yang tengah berlangsung.
    2. Pengolahan informasi: suatu pendekatan dengan cara mengalihkan persepsi sehingga ancaman yang ada akan diredam. komponen ini meliputi pengumulan informasi dan pengkajian sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah.
    3. Pengubahan perilaku: suatu tindakan yang dipilih secara sadar dan bersifat positif, yang dapat meringankan, meminimalkan, atau menghilangkan stressor
    4 . Resolusi damai: suatu perasaan bahwa situasi telah berhasil di atasi.
Sumber : Rochman, K.L. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto. Fajar Media Press

 



 




 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar